Senin, 13 Februari 2012

Short Story pembuatan CD Demo "She Like Pretty Owl"




Selasa, 07/02/2012 adalah saat pertama ada rencana untuk membuat beberapa kemasan Demo CD yang akan dikirim ke beberapa radio lokal di Solo. Kami bertiga sepakat untuk membuatnya, paling tidak dengan media digital dan fisik bisa membantu perkembangan band ini.

Alta dan Getha berangkat dari rumahnya Didit pada Selasa siang, dengan cuaca yang agak panas menyengat memeras keringat. Sepeda motor dipacu, baru beberapa kilometer dari rumah tiba-tiba ban bocor gara-gara melintasi lobang jalan di depan Mall Luwes, Palur. Terpaksa kami berdua berhenti untuk menambal ban. Dan waduh harga tambal ban-nya ternyata mahal, 10.000 untuk roda belakang, dan untuk ukuran tambal ban lokal sini. Tak apalah, lalu kebut lagi kami.

Sampai juga di belakang kampus UNS, kami berdua mencetak label CD, kami kemarin baru cuma membuat 4 CD Demo dan otomatis kami print 4 label CD di sebuah rentalan komputer sekaligus pengetikan. Dengan harga seribu rupiah per label. Nah, CD blank kami beli di tempat yang sama, namun kebetulan software yg dipakai tidak bisa membuat Audio CD. Terpaksa kami ke Ngoresan, Belakang kampus UNS juga di sebuah warnet, lalu kami burning disana.

kelar burning CD, kami menuju ke barat Kampus ISI Solo, setibanya disana saya memasukkan desain ke mas-mas yang biasa pegang komputer, eih ternyata desain cover CD saya salah format. Wah dan akhirnyapun kami harus kembali dengan tertunduk lesu, beruntung kami belum buat janji dengan pihak radio. Kami berdua menuju tempat kos-kosan’nya Aga, kakaknya Alta di bilangan kampus ISI, Solo. Setiba disana, kami mencari template baru. Namanya Jewel Case CD, kami searching di Google, begitulah cara-cara kami belajar. Sementara Getha menginstall ulang komputernya, karena itu pulalah kami mampir ke kos’an.

Sore mulai datang, gelap menerjang dan Didit-pun datang. Didit bertugas untuk mencari kaos yang akan dibuat merchandise. Setelah dia pulang dari kos’an temannya dan menyepakati untuk menggarap T-Shirt “Pathetic Waltz” yang bergambar She Like Pretty Owl. Sablon juga digarap sendiri. Sementara kami mulai mendesain ulang CD packaging se-Sore hingga malam jam 9 itu.

***

Lepas jam 9 malam, kami bertiga memutuskan untuk keluar kos, karena lapar. Tancaplah kami ke warung makan kesukaan dengan menu sambal super Ganas yang berlokasi di barat Mangkunegaran, setelah sebelumnya puter-puter bingung menentukan pilihan. Kelar makan, lanjutlah ke Slamet Riyadi merilexkan diri di salah satu toko 24 jam.

Hari itu benar-benar capek dan sedikit kesal, karena target tak sesuai rencana. Kami mulai istirahat, Getha sibuk menyelesaikan membaca buku Danur karangan Risa Sarasvati, sementara Didit sibuk dengan Android barunya..ahaha dan Alta tidur sesudahnya. Keesokan harinya, kami kembali lagi ke percetakan tempat kami kemarin, yang ketika memasukkan desain malah salah format tersebut. Nah, kali ini benar sudah namun ada beberapa keraguan, antara benar tidaknya jenis kertas yang dipakai, memang tidak ada ukuran tertentu dalam pembuatan cover CD atau Packaging CD, namun kali ini berhubung dulu pernah membuatnya sendiri pula namun ternyata lupa namanya.

Akhirnya, mbak-mbak penunggu itu menawarkan mencoba dulu dengan kertas Ivory A3, setelah sebelumnya keraguan diantara Art Paper dop/laminasi atau apa, namun setelah dijelaskan panjang lebar dan ditawari mencoba, kami sepakat saja. Dan wew, jadilah sesuai harapan, mentahan packaging dalam bentuk lemabaran A3.

Kami berdua pulang, sementara Didit melanjutkan tugasnya mengurusi T-shirt. Lem, penggaris, cutter, dan sendok makan menjadi alat dalam pengerjaan packaging CD. Karena yang kami lakukan berdasar pengalaman sebelumnya di band metalnya Alta, meski ini untuk yang pertama bagi Pathetic Waltz. Mulailah kami memotongi lembar demi lembar, melipat dan lipat sesuai format yang kita buat.

Sore kembali menjelang, dan kami lapar. Yah, Getha membeli makanan, proses kami lakukan santai di rumahnya Didit waktu itu, tepatnya di kamar atas, kamar yang berantakan, dengan kasur di balkon sementara ruang kamar yang kemarin dibersihkan dijadikan ruangan produksi. Didit pulang setelahnya, dia sibuk dengan fotografinya, lalu teman kami satunya Dimas atau yang dipanggil Pak Ketu, karena masa SMA dulu dia pernah menjabat sebagai ketua kelas, turut membantu pengerjaan ini.

Cakap juga ternyata dia melipat-lipat seperti bermain origami rupanya, namun kesulitan ada di saat pengeleman. Kami memamaki lem Alteco, yak lem sangat rekat dan mudah mengeras itu kita pakai saja. Alhasil jam 9 malam lebih semuanya sudah beres. CD Demo sudah siap diberikan ke radio lokal, diputar atau tidak, itu urusan mereka, yang penting berusaha meski beberapa kali ucapan “Bismillah” kadang tidak manjur, namun ternyata membuahkan hasil lain.

Getha langsung menyetel TV menonton acara favoritnya, Stand Up Comedy show, nongollah Soleh Solihun lalu Mongol. Sementara Alta, cabut ke AUB untuk gladi bersih acara metalnya dan Didit masih berkutat antara fotografi dan handphone canggihnya yang katanya, “mempelajari aplikasi di hape seperti belajar matematika”. Yak, dia kesulitan rupanya atau keasyikan setelahnya.

Kamis, 09/02/2012 kami titipkan Demo CD di salah satu radio lokal, kemudian rencananya Sabtu besok 11/02/2012 lanjut ke radio lainnya. CD Demo ini berisi 2 buah lagu dari kami yaitu “Waiting Room” dan “She Like Pretty Owl”. Jadi, apabila teman-teman penasaran dan belum mendengarkan lagu kami, silahkan request di radio-radio lokal Solo yang menyediakan ruang bagi band indie. Atau buat yang punya band, ayo kita buat ramai pergerakan scene di kota kita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar